Menjadi vendor kaos adalah pilihan yang tidak semua orang mampu menjalankannya dengan baik. Entah dengan kapasitas sebagai konveksi, vendor sablon, atau bahkan keduanya. Dibutuhkan bakat, kemampuan dan ketelatenan agar dapat memberikan yang terbaik bagi konsumen.
Lalu apa saja sih, faktor penentu penilaian yang membuat sebuah vendor layak menjadi idaman? Apa saja sektor-sektor yang perlu diperhatikan oleh perusahaan agar mampu menjadi vendor kaos teladan yang dapat diandalkan? Berikut kami lampirkan 6 faktor penentu kualitas sebuah vendor kaos.
1. Kualitas Jahitan Kaos
Kriteria pertama yang menentukan kualitas produk sebuah vendor kaos adalah jahitan kaosnya. Terlepas dari bahan apa yang dipakai, kualitas jahitan kaos sangat mempengaruhi kenyamanan penggunanya.
Jika bahan kaos merupakan pilihan default pabrikan yang tak bisa diubah, maka jahitan lah yang menjadi indikator penilaian sebuah vendor kaos.
Bentuk jahitan kaos yang bagus bisa dilihat dari pola dan model jahitan yang dipakai. Kaos dengan pola yang bagus akan membuat nyaman penggunanya dan fit pada tubuh. Tidak kelonggaran apalagi ngatung, sempit alias “merecet”.
Vendor yang sudah teruji akan menggunakan standar ukuran kaos nasional yang sudah ditetapkan, sehingga memang dibuat dengan bentuk yang paling user friendly.
Baca Juga : cara menilai kualitas kaos
2. Kualitas Sablon Kaos
Inilah salah satu bagian terpenting dari penilaian sebuah vendor setelah jahitan. Ibarat tubuh, kualitas sablon kaos menjadi wajah dari citra sebuah perusahaan vendor kaos.
Jika kualitas sablon kaos kurang awet, luntur, bahkan rusak, maka nama baik perusahaan lah yang menjadi taruhannya. Untuk itu, perusahaan vendor kaos yang baik akan selalu memberi perhatian lebih pada faktor ini.
Vendor yang berpengalaman memiliki standar mutu dan bahan baku yang digunakan. Tinta sablon yang digunakan pun tentunya tidak asal-asalan.
Standar Kualitas sablon kaos yang bagus biasanya tahan untuk satu tahun pemakaian normal atau 30 kali pencucian. Tentunya dengan perawatan yang sesuai dengan petunjuk pemakaian yang telah ditetapkan.
3. Kesesuaian Hasil dengan Spesifikasi yang Telah Disetujui
Satu hal yang terkadang membuat khawatir pelanggan adalah kesesuaian gambar sablon / cetakan pada kaos dengan desain yang dibuat. Apalagi clothing line yang memang memesan kaos untuk dijual lagi.
Salah warna sedikit, bisa-bisa estetika desain pada kaos akan berkurang. Bahkan purposenya yang dibawa bisa menghilang. Alhasil nilai jualnya pun jadi menurun.
Vendor yang handal dan profesional biasanya selalu melakukan proofing sebelum produksi dibuat secara massal.
Biasanya vendor tersebut akan melakukan proses sampling sebagai konfirmasi warna dan ukuran gambar. Hal ini dilakukan untuk mencegah terjadinya miss antara keinginan dengan hasil produksi.
4. Pelayanan dan After Sales
Perusahaan yang baik akan melayani konsumen dengan sepenuh hati. Begitu juga dengan sebuah vendor kaos teladan. Mereka akan selalu memegang erat slogan “stop selling, start helping”.
Hal tersebut mengartikan bahwa vendor yang bisa diandalkan harus siap berkomitmen untuk selalu memposisikan perusahaannya sebagai sahabat konsumen. Bukan penjual yang “merogoh-rogoh” dengan rayuan.
Anda bisa menilai vendor yang bagus atau tidak dari kecepatan respon dan baiknya komunikasi. Layaknya sebuah perusahaan profesional, dibutuhkan SOP, tata bahasa dan script yang disempurnakan untuk melayani konsumen sebaik mungkin.
Sehingga kualitas pelayannya pun memiliki standar yang dibuat untuk memaksimalkan proses komunikasi yang baik.Di lihat dari fenomena yang ada, tak sedikit vendor kaos kurang profesional, yang kerap acuh tak acuh dengan konsumen.
Terlebih saat barang pesanan telah diterima konsumen. Seakan takut menerima komplain dan tuntutan, mereka memilih untuk menghindar dan tidak meminta feedback terkait pemesanan dan kepuasan pelanggan.
Sebaliknya, Vendor yang profesional akan selalu memperhatikan konsumennya bahkan setelah barang diterima dan dipakai. Dengan pelayanan yang tersistem, mereka justru akan memaksimalkan aftersales.
Mereka akan meminta kritik dan saran konsumen sebagai feedback. Tak lain hal ini dilakukan demi perbaikan kualitas sehingga dapat mencapai hasil pelayanan yang terbaik.
5. Harga Kaos
Namanya manusia, pasti ingin mengambil profit yang sebesar-besarnya dengan resiko yang sekecil-kecilnya. Begitu juga dengan sebagian konsumen di pasar konveksi maupun sablon kaos. Terkadang mereka mencari vendor yang murah agar bisa memperoleh keuntungan lebih. Hal ini pun mempengaruhi sebagian perusahaan pemula sehingga terjebak dengan penurunan margin.
Alih-alih “yang penting dapat orderan”, mereka berani menjatuhkan harga dengan penawaran yang rendah. Akibatnya, tak jarang vendor kaos yang kemudian menurunkan kualitas dari penggunaan bahan yang murah dan tak sesuai spesifikasi. Bahkan yang lebih parah lagi, tak sedikit pula “vendor” yang menghilang begitu saja setelah transaksi dilakukan. Biasanya hal ini kerap terjadi pada transaksi online.
Vendor yang baik tidak terlibat dengan perang harga. Mereka memiliki standar penawaran dan harga yang sudah ditetapkan. Kalaupun budget yang tersedia minim, biasanya vendor yang sudah profesional mencoba untuk mencocokkan dengan bahan yang sesuai dengan harga. Namun ada pula vendor yang memang tak mengambil margin banyak sehingga lebih bermain pada kuantitas.
Namun dengan demikian, bukan berarti vendor yang bagus adalah vendor yang semakin mahal harga jasanya. Terkadang ada pula perusahaan vendor yang masih berstatus sebagai broker atau clothing liner. Mereka belum memiliki kemampuan produksi sendiri, sehingga masih harus selalu makloon dengan partner vendor lain. Harga penjualan pun terpaksa harus dinaikkan.
6. Kecepatan Produksi Kaos
Sebagian vendor memang ada yang memilih untuk mengambil margin sedikit dan bermain pada jumlah pesanan. Sesuai hukum yang berlaku, semakin kecil harga penawaran, semakin tinggi pula angka permintaan. Namun sayangnya, terkadang tingginya jumlah permintaan tidak dibarengi dengan peningkatan kapasitas produksi sebagian vendor.
Akibatnya, pesanan pun jadi “menumpuk” dan mau tak mau membuatnya menjadi antrian panjang. Antrian pesanan yang panjang membuat proses produksi kaos memakan waktu yang terbilang lama. Dalam beberapa kasus, tentu hal ini dapat merugikan konsumen. Apalagi jika kaos tersebut dipesan untuk sebuah acara atau momen tertentu.
Seringkali kaos dipesan hanya beberapa hari menjelang hari H. Banyak alasan yang melatarbelakangi kenapa kaos tersebut dipesan mendekati hari H. Di antaranya ketersediaan dana. Apalagi bagi beberapa perusahaan yang menerapkan sistem keuangan yang rumit. Proses pencairan dana untuk budgeting pun melalui alur yang panjang.
Namun hal memprihatinkan tersebut tak terjadi pada vendor yang sudah mapan. Mereka sudah menetapkan standar pengerjaan dan estimasi waktu produksi yang tepat. Mereka juga selalu meningkatkan kapasitas, efektifitas dan efisiensi proses produksi, sehingga proses pengerjaan pun bisa lebih cepat dan sesuai dengan kebutuhan.