Sablon Kaos DTG (Digital) Vs Sablon Kaos Manual

konveksi kaos

Teknik Direct to Garment atau DTG adalah salah satu teknik sablon kaos yang cukup ramai diperbincangkan di tanah air 5 tahun belakangan ini. DTG merupakan metode pencetakan baju secara langsung dari file desain langsung ke bahan / kaos tanpa menggunakan sceen atau film terlebih dahulu.

Tak seperti sablon kaos manual, proses pencetakan dari mesin DTG tak melibatkan tenaga manusia secara langsung. Secara umum, proses mencetak mesin Printer DTG persis seperi mesin printer lainnya, seperti mesin printer kertas maupun banner.

Hanya saja, media yang dicetak oleh mesin DTG berupa kain garmen atau kaos. Untuk itulah mengapa mesin ini disebut dengan nama direct to garment. DTG merupakan ‘penyempurna’ dari mesin sablon digital sebelumnya, yaitu mesin sablon press.

hayo kualitas sablon kaos dtg vs sablon kaos manual-01

Sebelum DTG hadir dan mewarnai industri sablon kaos, telah lahir terlebih dahulu mesin sablon kaos digital tanpa screen yaitu mesin sablon press. Teknik yang digunakan oleh mesin ini adalah dengan mencetak file terlebih dahulu pada kertas transfer yang kemudian gambarnya akan dipindahkan ke media kain yang ingin dicetak dengan cara dipress pada suhu tertentu.

Lalu apa bedanya sablon kaos menggunakan teknik DTG dibanding sablon kaos manual? Mana yang lebih bagus? Apa saja kekurangan dan kelebihannya? Apakah masih relevan untuk produksi dengan jumlah massal? Berikut kami ulas perbedaan sablon kaos digital melalui mesin DTG dibanding sablon kaos manual.

Tinta yang Dipakai

Berbeda dengan sablon kaos manual yang memiliki 12 jenis tinta dengan teknik sablon yang berbeda-beda, sablon kaos DTG hanya memiliki satu jenis tinta. Tinta yang digunakan adalah tinta tekstil yang diproduksi secara khusus agar responsif dengan sistem DTG.

Tinta tekstil untuk mesin DTG diracik dengan keenceran yang tinggi agar tidak mudah ‘mampet’ di bagian head. Biasanya tinta yang digunakan adalah tinta dengan merk Dupont.

Karena bahan bakunya yang dibuat secara khusus dan diproduksi di Amerika, harganya pun sangat mahal. Dibandingkan dengan tinta sablon kaos manual yang berkisar antara 40 hingga 150 ribu rupiah per kilogram, tinta tekstil untuk DTG dibanderol dengan harga 700 ribu hingga 3 juta rupiah per liter.

Jasa Sablon Konveksi Kaos Murah Jakarta Tangerang
DTG doesn’t need these

Lama Pengerjaan

Lama pencetakan kaos untuk satu muka dengan mesin DTG adalah 20 menit. Namun, lama pengerjaan sablon kaos dengan teknik DTG konsisten berbanding lurus dengan kuantitas.

Artinya, makin banyak jumlah yang diproduksi, makin lama pula waktu yang dikerjakan. Sebab proses sistem mesin DTG mencetak per satu kaos. Berarti, jika Anda ingin mencetak 200 kaos dengan mesin DTG, maka dibutuhkan waktu 20 x 200 menit ditambah jeda produksi antar kaos.

Hal ini tentu berbeda dengan teknik sablon manual yang lama pengerjaannya bergantung kapasitas meja, ketersediaan alat dan sdm yang disediakan.

Misalkan meja yang tersedia berkapasitas 12 pcs, maka lama pengerjaan sablon kaos manual untuk satu sampai 12 pcs tidak berbeda jauh. Pengerjaan 13 pcs sampai 24 pcs pun tidak berbeda jauh, begitu seterusnya.

Faktor yang Pengaruhi Proses Produksi

Ada beberapa faktor yang mempengaruhi proses produksi sablon kaos dengan teknik manual. Di antaranya sebagai berikut:

  • Kapasitas meja yang digunakan
  • Tinta yang digunakan
  • Kualitas alat yang tersedia
  • Jumlah sdm yang mengerjakan,
  • Kualitas skill operator,
  • Jumlah warna desain pada kaos
  • Kerumitan desain
  • Bentuk kain yang disablon (potongan atau sudah jadi)

Lama pengerjaan sablon manual di atas kain potongan berbeda dengan sablon di atas kaos polos yang sudah jadi. Meja yang digunakan pun berbeda. Ada meja yang disetting untuk mempermudah sablon di atas kaos jadi, ada pula meja panjang yang hanya bisa digunakan untuk menyablon kain potongan.

Jasa Sablon Konveksi Kaos Murah Jakarta Tangerang (3)
Kualitas hasil sablon DTG bergantung pada kualitas gambar

Berbeda dengan teknik sablon kaos manual, faktor yang mempengaruhi proses produksi untuk kaos dengan teknik DTG adalah sebagai berikut:

  • Ukuran gambar
  • Warna kain (gelap atau terang)
  • Tinta yang digunakan
  • Kerapatan desain
  • Lama proses treatment
  • Kualitas mesin
  • Kapasitas listrik yang tersedia

Pada teknik DTG, jumlah warna pada desain tidak mempengaruhi proses produksi. Hal ini dikarenakan sistem pencetakannya yang menggunakan sistem CMYKWW per dot, sehingga bisa mencetak dengan warna apapun, hingga ketajaman sampai 70 dpi.

Basis Ketajaman Gambar

Berdasarkan jenis gambarnya, ada dua jenis desain yang diaplikasikan pada sablon kaos manual. Blok warna dan Separasi (bergradasi). Desain blok warna adalah desain kaos yang tidak memiliki gradasi, sehingga proses pengerjaannya dicetak naik per warna, penuh tanpa gradasi.

Sedangkan desain kaos separasi adalah desain kaos dengan unsur gradasi, pencetakannya pun berbasis raster.Gambaran secara sederhananya, bisa dibilang sablon raster disetting dengan bidang gambar per dot atau titik warna yang ukurannya berbeda-beda, sehingga menghasilkan efek bergradasi.

Ketajaman sablon model blok bergantung pada kualitas afdruk, cara penyablonan dan tinta yang digunakan. Sedangkan ketajaman kualitas sablon raster bergantung pada ketajaman gambar sebelumnya, settingan film, teknik serta tinta yang digunakan.

Berbeda dengan teknik sablon manual, kualitas ketajaman hasil sablon DTG murni pada source file atau gambar pada file. Jika ketajaman teknik sablon manual separasi berbasis Line per Inch (LPI), maka sablon kaos dengan teknik DTG berbasis Dot per Inch (DPI). Hal ini membuat mesin DTG hanya bergantung pada kualitas gambar sebelum naik cetak.

Alat dan Mesin yang Digunakan

Dari sisi alat dan mesin, jelas teknik DTG jauh lebih mahal. Hal ini disebabkan karena teknik DTG tidak menggunakan tenaga manusia secara langsung dalam proses pencetakan, sehingga program mesin yang digunakan cukup rumit. Di Indonesia, harga mesin DTG original (bukan modif) berkisar antara 30 hingga 100 juta rupiah per item.

Mahalnya harga mesin DTG asli membuat pelaku industri kaos Indonesia memutar otak. Akhirnya ditemukanlah mesin DTG dengan harga yang terjangkau, dirakit dengan cara memodifikasi printer kertas A3 dan mengubah tatakan kertasnya menjadi tatakan untuk kaos. Namun sayangnya belum ada yang bisa menandingi kualitas mesin DTG yang asli.

sablon kaos dtg modif
Mesin DTG modif, biasanya dirakit dari mesin Epson untuk kertas A3.

Mesin DTG modif inilah yang di kemudian hari melahirkan produsen-produsen mesin DTG hasil modifikasi dengan kualitas beragam, bahkan cenderung dibuat sebisanya. Lebih mirisnya lagi, tak jarang muncul produsen mesin DTG ‘gadungan’ yang menghilang begitu saja setelah transaksi. Selain mesin utama, alat yang dibutuhkan untuk menjalankan produksi dengan teknik DTG antara lain:

  • Mesin press
  • Compressor
  • Stabilizer
  • Komputer

Walaupun terbilang sedikit, namun harga per item yang dibutuhkan untuk sablon teknik DTG terbilang mahal. Untuk biaya mesin dengan kelengkapan alat yang disebutkan di atas, setidaknya dibutuhkan biaya 40 juta rupiah. Itupun dengan menggunakan mesin DTG modifikasi.

Selain itu, beberapa onderdil mesin membutuhkan perawatan khusus dan mengalami pergantian setelah digunakan dalam waktu tertentu. Harganya pun terbilang tinggi. Salah satunya printer head seharga 2 juta rupiah yang harus diganti setiap produksi 1000 pcs.

Bayangkan bila Anda menerima order dengan kuantiti 1000 pcs saja per bulan, berarti setidaknya Anda harus mengeluarkan 2 juta rupiah hanya untuk mengganti printer head.

Lain halnya dengan teknik sablon manual. Teknik sablon kaos manual tidak membutuhkan peralatan yang mahal dalam menjalankannya. Cukup merogoh kocek sebesar 500 ribu rupiah saja, Anda sudah bisa menjalankan teknik sablon kaos manual.

Hanya saja, dibutuhkan space lebih luas agar bisa memaksimalkan proses produksi. Beberapa peralatan sablon kaos manual yang dibutuhkan diantaranya sebagai berikut:

  • Screen
  • Rakel
  • Meja Sablon
  • Meja dan Lampu Afdruk
  • Papan kaos
  • Noken / Kenok (untuk meja jenis tertentu)

Skill yang Dibutuhkan

Untuk mengoperasikan teknik sablon kaos manual, dibutuhkan kemampuan khusus agar dapat menghasilkan produk yang bagus. Bahkan dibutuhkan beberapa sesi kursus yang berbeda-beda untuk bisa menguasai semua teknik sablon kaos manual.

Di Indonesia, banyak perusahaan atau pesablon profesional yang menyediakan jasa kursus sablon kaos manual bagi para pemula. Biayanya pun beragam, mulai dari 500 ribu hingga 3 juta rupiah.

jasa sablon kaos murah jakarta selatan
Sablon manual butuh skill yang dipelajari secara khusus

Dalam menjalankan produksi sablon kaos manual, setidaknya dibutuhkan beberapa skill, diantaranya:

  • Setting film
  • Setting pecah warna
  • Afdrul film
  • Pencampuran tinta dan biang
  • Penyablonan Waterbase
  • Penyablonan Oilbase
  • Pressing

Sedangkan teknik sablon DTG tidak membutuhkan skill operator yang rumit. Cukup mencontoh tutorial petunjuk dan cara pemakaian, biasanya operator mesin DTG sudah mulai mahir di produksi kaos ke 10 dan seterusnya. Hanya dengan melakukan treatmentframing, klik, klik dan klik, kaos DTG pun bisa diproduksi.

Harga Kaos

Harga adalah salah satu faktor terbesar yang disorot vendor maupun konsumen. Dalam kasus ini, teknik DTG dan manual lagi-lagi memiliki perbedaan. Sablon dengan teknik DTG cenderung lebih mahal dan tak banyak mengalami perubahan. Artinya harga cetak DTG jumlah satuan dibanding puluhan bahkan ratusan kaos tidak berbeda jauh.

Hal ini disebabkan karena tinta yang digunakan memang cukup mahal. Selain itu, tingginya biaya perawatan dan operasional seperti pergantian head printer, biaya listrik dan biaya lainnya yang ikut naik bersamaan dengan naiknya jumlah produksi.

Sedangkan harga jasa sablon kaos manual cenderung berbeda. Semakin banyak semakin murah. Tentunya berbeda, harga kaos sablon manual dengan jumlah satuan dibanding lusinan, apalagi puluhan bahkan ratusan. Hal ini dikarenakan proses produksinya yang tak memakan banyak biaya operasional, serta bahan bakunya yang sangat terjangkau.

Hasil Sablon Kaos

Nah, ini dia faktor paling sensitif kalau membahas perbandingan antara sablon kaos DTG dengan manual. Sebenarnya, bagus atau tidaknya hasil sablon tidak bisa dipukul rata dan digeneralisir. Semua hasil sablon dengan teknik apapun bergantung pada kualitas operator dan bahan yang digunakan.

Hasil teknik sablon kaos manual mungkin lebih buruk, jika dioperasikan oleh pemula dengan tinta yang kurang bagus. Sebaliknya, hasil sablon DTG juga bisa lebih buruk kalau digunakan dengan mesin modif asal-asalan ditambah tinta palsu.

Lalu bagaimana jika keduanya berada pada posisi maksimum, skill terbaik, tinta terbaik dan proses terbaik? Jawabannya tentu jelas sablon kaos manual. Sablon kaos manual punya beragam teknik yang bisa diaplikasikan sesuai dengan kebutuhan. Selain itu, tinta sablon kaos manual memang dikondisikan untuk produksi kaos dengan jumlah massal. Garmen, konveksi dan distro juga masih menggunakan teknik ini karena hasilnya bisa diukur.

sablon kaos dtg vs sablon kaos manual bagusan mana

Sedangkan sablon kaos DTG hanya memiliki satu jenis tinta responsif yang dibuat untuk produksi dengan jumlah terbatas. DTG tidak bisa menggunakan tinta dengan tingkat elastisitas yang tinggi karena bisa mampet bahkan merusak printer head.

Karenanya, hasil dari sablon DTG belum bisa menyamai kualitas sablon kaos manual walaupun dengan tinta yang terbaik, baik yang timbul maupun yang meresap ke dalam bahan. Terlebih kaos sablon DTG warna gelap yang menggunakan white base. Biasanya kaos gelap dengan sablon DTG hanya bertahan paling lama satu tahun dengan pemakaian normal.

Bagikan ke Facebook
Bagikan ke Twitter
Bagikan ke Whatsapp

2 thoughts on “Sablon Kaos DTG (Digital) Vs Sablon Kaos Manual”

Leave a Comment