Konveksi kaos, Garmen dan Tailor.
Apa bedanya?
Apakah dari segi bentuk?
Atau dari sisi lain?
Beberapa orang masih bingung membedakan konveksi kaos, garmen dan tailor. Walaupun pada dasarnya adalah menjahit pakaian, namun ketiganya punya beberapa perbedaan. Diantara perbedaannya adalah dari segi skala produksi, jenis produk yang dihasilkan, serta jumlah produksi dari masing-masing segmen.
Berikut penjabaran dari koveksi kaos, garmen dan tailor yang perlu Anda simak:
Garmen
Bicara tentang garmen, tentu yang ada di benak Anda adalah suatu pabrik yang berisi bahan kain berton-ton, ribuan karyawan dengan mesin jahit nya masing-masing, dan sebagainya.
Garmen berbeda dari konveksi kaos dan tailor dari segi jumlah produksi. Pangsa pasar yang mereka incar pun berbeda.Biasanya garmen mensupply barang ke mall, supermarket dan sejenisnya.
Ciri khas dari garmen adalah penerapan metode CMT (Cut, Make, and Trim), yaitu pemisahan pekerjaan pokok dari mulai memotong, menjahit, sampai dengan finishing. Semua pekerjaan pokok itu dikerjakan oleh bagian yang berbeda.
Produk dari garmen pun berbeda dengan konveksi kaos apalagi tailor. Beberapa garmen ada yang fokus mengerjakan satu bagian saja. Misalnya, suatu garmen hanya mengerjakan kaos polos, maka pesanan yang mereka kerjakan hanyalah kaos polos.
Ada juga yang hanya menerima pesanan kemeja, maka produk yang mereka buat hanya kemeja. Biasanya produk garmen jumlahnya ribuan. Makanya produk yang dihasilkan tidak se-eksklusif konveksi kaos dan tailor.
Kebanyakan perusahaan garmen biasanya merintis usaha dari menjadi konveksi terlebih dahulu.
Pabrik Garmen itu Pabrik / Industri Apa?
Garmen atau garment merupakan salah satu jenis industri yang berkaitan dengan produksi pakaian.
Industri ini melibatkan berbagai tahapan produksi mulai dari perancangan desain, pemilihan bahan baku, pemotongan kain, menjahit, hingga penyelesaian akhir seperti penambahan aksesoris dan label.
Industri garmen merupakan salah satu industri yang sangat besar dan terus berkembang. Hal ini tidak terlepas dari kebutuhan manusia akan pakaian yang terus meningkat seiring dengan perubahan tren dan gaya hidup.
Selain itu, industri garmen juga memiliki peran penting dalam perekonomian global karena dapat memberikan kontribusi besar dalam menciptakan lapangan kerja.
Industri garmen dapat dikategorikan sebagai industri manufaktur karena melibatkan berbagai tahapan produksi yang membutuhkan mesin dan peralatan khusus untuk dapat menjalankannya dengan efisien.
Meskipun demikian, industri garmen juga termasuk dalam kategori industri kreatif karena membutuhkan keterampilan dan keahlian dalam perancangan desain pakaian.
Industri garmen juga sangat erat kaitannya dengan industri tekstil karena bahan baku utama yang digunakan dalam produksi pakaian adalah kain.
Oleh karena itu, industri garmen dan industri tekstil saling terkait dan berkembang secara bersama-sama.
Industri garmen juga memiliki banyak peluang bisnis yang menjanjikan. Hal ini dikarenakan permintaan akan pakaian terus meningkat dan juga karena adanya peluang bisnis online yang semakin berkembang.
Selain itu, industri garmen juga dapat menjadi ladang penghasilan bagi para pengusaha lokal karena dapat memanfaatkan sumber daya lokal untuk produksi pakaian yang berkualitas dan terjangkau.
Konveksi Kaos
Berbeda dengan garmen, konveksi kaos juga melakukan proses CMT tapi secara terpadu. Meskipun konveksi kaos sudah bisa memenuhi permintaan dengan skala yang besar (ribuan), tapi konveksi kaos belum melakukan segmentasi pekerjaan.
Hal ini membuat proses controling dan finishing dipantau secara realtime dan di koreksi juga secara langsung. Singkat kata, konveksi kaos terlihat lebih luwes. Mengapa lebih luwes? Ya, karena konveksi kaos bisa menerima pesanan dari kuantiti sedikit sampai ribuan seperti garmen.
Keluwesan ini menjadikan konveksi kaos lebih dapat dikontrol mutunya. Namun kelemahan dari konveksi kaos adalah sistemnya yang kurang tertata serapih garmen. Walhasil, efek negatif seperti pengerjaan telat, perbedaan kesesuaian produk, dan hal lain menjadi ‘lumrah’ di kalangan konveksi kaos.
Tapi kini tak jarang perusahaan konveksi kaos ada yang sudah memenuhi syarat menjadi garmen dan tetap menggunakan nama sebagai konveksi kaos karena keluwesan yang ada pada sistem konveksi kaos.
Tailor
Tailor cenderung ekskusif. Produk yang dihasilkan tailor pun bukan kaos dan pakaian santai lainnya, melainkan pakaian-pakaian formal dan semiformal. Tailor lebih mengutamakan kualitas ketimbang kuantitas.
Pangsa pasar yang mereka kejar pun bukan perusahaan skala besar, apalagi supermarket.
Tailor membuat pesanan benar-benar sesuai dengan keinginan perorangan. Baik ukuran, bahan, dan model dikontrol sedemikian rupa sehingga sesuai dengan kebutuhan pemesan. Inilah yang membuat tailor membandrol harga dengan cukup tinggi karena mutu dan jaminannya.
Jika konveksi kaos dan konveksi lainnya bisa ber’metamorfosis’ menjadi garmen bila berkembang, maka tailor berbeda. Pengembangan tailor lebih ke arah butik. Konveksi kaos yang berubah menjadi garmen lebih mengejar skala produksi, tapi tailor yang berubah menjadi butik akan lebih mengejar brand dan eksklusifitasnya.
Anda pun jangan heran. Sekarang, tak sedikit butik-butik besar yang produknya bernilai jutaan berawal dari sebuah tailor.
Gaji di PT Garmen
Gaji di Garmen sangat bervariasi, tergantung pada sejumlah faktor seperti posisi, lama kerja, dan kinerja karyawan.
Karyawan di Garmen umumnya mendapatkan gaji yang cukup baik, meskipun gaji tersebut tidak selalu sebanding dengan jumlah pekerjaan dan tanggung jawab yang mereka emban.
Posisi karyawan sangat mempengaruhi gaji yang diterima, semakin tinggi posisi maka semakin besar pula gaji yang diterima. Selain itu, lama kerja dan kinerja juga berkontribusi pada peningkatan gaji.
Garmen memiliki program insentif dan bonus yang diberikan kepada karyawan yang berprestasi dan menunjukkan hasil kerja yang baik.
Program ini bertujuan untuk meningkatkan motivasi dan semangat kerja karyawan, sehingga karyawan merasa dihargai dan diberikan penghargaan atas kerja keras mereka.
Selain itu, Garmen juga memiliki program pelatihan dan pengembangan karyawan yang bertujuan untuk meningkatkan keterampilan dan pengetahuan karyawan.
Program ini diharapkan dapat meningkatkan nilai tambah karyawan dan pada akhirnya dapat mempengaruhi tingkat gaji yang diterima.
Meskipun Garmen menawarkan gaji yang cukup baik, ada beberapa karyawan yang merasa bahwa gaji mereka tidak sebanding dengan pekerjaan dan tanggung jawab yang mereka emban.
Oleh karena itu, perusahaan terus berupaya untuk memperbaiki sistem penggajian dan memberikan kesempatan untuk meningkatkan keterampilan dan pengetahuan karyawan.
Beberapa Produk yang di Produksi Garmen
Selain membahas gaji di Garmen, tak lengkap rasanya jika tidak membicarakan produk yang diproduksi oleh perusahaan ini.
Garmen memproduksi berbagai jenis pakaian, mulai dari pakaian kasual hingga pakaian formal. Produk-produk Garmen dikenal karena kualitasnya yang baik dan desain yang menarik.
Garmen memproduksi pakaian untuk pasar lokal maupun internasional. Beberapa produk yang sering diproduksi oleh perusahaan ini adalah kemeja, kaos, celana, dan jaket. Selain itu, Garmen juga memproduksi pakaian dalam dan aksesoris seperti topi, syal, dan ikat pinggang.
Produk-produk Garmen diproduksi dengan menggunakan mesin dan teknologi terkini untuk memastikan kualitas dan keamanan produk yang dihasilkan.
Perusahaan juga memperhatikan bahan baku yang digunakan, sehingga produk yang dihasilkan memiliki kualitas yang baik dan tahan lama.
Garmen selalu mengikuti tren fashion terkini untuk memenuhi kebutuhan konsumen yang semakin berkembang. Perusahaan juga memperhatikan preferensi konsumen dalam memilih pakaian, seperti ukuran, warna, dan model.
Hal ini dilakukan agar produk yang dihasilkan dapat dipasarkan dengan baik dan memenuhi kebutuhan konsumen.
Secara keseluruhan, produk-produk Garmen dikenal karena kualitas dan desain yang baik. Produk-produk ini diproduksi dengan menggunakan teknologi terkini dan bahan baku yang berkualitas tinggi. Garmen selalu berusaha untuk mengikuti tren fashion terkini dan memperhatikan preferensi konsumen dalam memilih pakaian.
Bahan-bahan Baku yang Digunakan oleh Garmen
Bahan baku yang digunakan oleh industri garmen sangat bervariasi tergantung pada jenis produk yang diproduksi. Berikut adalah beberapa contoh bahan baku yang umumnya digunakan oleh industri garmen:
Kain Kain merupakan bahan baku utama dalam produksi pakaian. Kain yang digunakan oleh industri garmen dapat bervariasi dari jenis, warna, dan motifnya. Beberapa jenis kain yang umumnya digunakan oleh industri garmen adalah katun, linen, rayon, poliester, dan wol.
Benang
Benang digunakan untuk menjahit kain dan membuat pola pada pakaian. Benang yang digunakan oleh industri garmen dapat bervariasi dari ukuran, warna, dan jenisnya. Beberapa jenis benang yang umumnya digunakan adalah benang katun, benang poliester, dan benang nilon.
Kancing
Kancing digunakan untuk menutup pakaian dan menambahkan detail pada pakaian. Kancing yang digunakan oleh industri garmen dapat bervariasi dari bentuk, ukuran, dan bahan. Beberapa jenis kancing yang umumnya digunakan adalah kancing logam, kancing plastik, dan kancing kayu.
Resleting
Resleting digunakan untuk membuka dan menutup pakaian dengan mudah. Resleting yang digunakan oleh industri garmen dapat bervariasi dari ukuran, warna, dan bahan. Beberapa jenis resleting yang umumnya digunakan adalah resleting logam, resleting plastik, dan resleting spiral.
Aksesoris
Aksesoris seperti kancing, rantai, atau tali dapat digunakan sebagai hiasan pada pakaian. Bahan yang digunakan untuk aksesoris dapat bervariasi dari jenis, warna, dan bahan. Beberapa jenis aksesoris yang umumnya digunakan adalah renda, pita, kancing manik-manik, dan jepit rambut.
Demikian beberapa bahan baku yang umumnya digunakan oleh industri garmen. Industri garmen selalu berusaha menggunakan bahan baku berkualitas tinggi untuk menghasilkan produk yang berkualitas dan tahan lama. Selain itu, industri garmen juga memperhatikan aspek keberlanjutan dan ramah lingkungan dalam memilih bahan baku.
Beberapa Pengusaha Garmen yang Ada di Indonesia
Industri garmen atau pakaian merupakan salah satu industri yang cukup besar di Indonesia. Banyak pengusaha garmen yang sukses membangun bisnisnya dan memberikan kontribusi positif bagi industri ini. Berikut adalah beberapa contoh pengusaha garmen yang sukses di Indonesia:
Dian Pelangi
Dian Pelangi adalah seorang pengusaha garmen yang sukses di Indonesia. Ia terkenal sebagai desainer fashion muslimah yang menggabungkan budaya dan tren fashion terkini dalam koleksinya. Dian Pelangi juga memiliki toko online dan offline yang sukses dengan produk-produk berkualitas tinggi.
Ivan Gunawan
Ivan Gunawan adalah seorang pengusaha garmen yang sukses dan terkenal di Indonesia. Ia terkenal sebagai desainer fashion yang kreatif dan inovatif. Ivan Gunawan juga memiliki toko online dan offline yang sukses dengan produk-produk berkualitas tinggi.
Veronica Tan
Veronica Tan adalah seorang pengusaha garmen yang sukses di Indonesia. Ia merupakan pemilik perusahaan garmen bernama Metrox Group yang memproduksi berbagai jenis pakaian seperti kemeja, jaket, dan pakaian olahraga. Perusahaan ini memiliki banyak karyawan dan sudah memiliki cabang di beberapa kota besar di Indonesia.
Chairul Tanjung
Chairul Tanjung adalah seorang pengusaha sukses yang memiliki bisnis di berbagai sektor, termasuk industri garmen. Ia memiliki perusahaan bernama CT Corporation yang juga memiliki bisnis di bidang media, properti, dan ritel. CT Corporation memiliki brand fashion seperti Wakai, The Executive, dan C&F.
Linda Agum Gumelar
Linda Agum Gumelar adalah seorang pengusaha garmen yang sukses di Indonesia. Ia merupakan pemilik perusahaan garmen bernama Karitas Fashion yang memproduksi berbagai jenis pakaian seperti kemeja, blus, dan dress. Produk-produk Karitas Fashion sudah dipasarkan di beberapa negara seperti Jepang, Korea, dan Malaysia.
Itulah beberapa contoh pengusaha garmen yang sukses di Indonesia. Mereka berhasil membangun bisnisnya dan memberikan kontribusi positif bagi industri garmen di Indonesia.
1 thought on “Perbedaan Garmen, Konveksi dan Tailor”
semoga sukses selalu. 🙂